Hukum Tabarruk (Mengambil Berkat)‏

“Hey Din…aku baru dapat batu cantik nih,” kata si Umar.

“Wah kemungkinan besar, batu ini ada berkatnya. Dimana kamu dapatkan?” kata Udin sambil menunjukkan minatnya.

“Oh aku dapat di kuburan wali di kampung seberang,” jawab si Umar lagi.

“Wah makin top aja tuh, mari kita berdo’a melalui keberkahan batu ini. Bukankah setiap ciptaan Allah ada keberkahan?” ajak si Udin.

Continue reading

By iemasen Posted in Aqidah

Quraisy Shihab: Nabi SAW Tidak Dijamin Masuk Surga (1) ?

Pernyataan kontroversial Prof. DR. Quraisy Shihab bahwa Rasulullah saw tidak dijamin masuk surga didasari pada dalil yang rapuh.

Berikut pernyataan Prof. DR. Quraisy Shihab ;

“Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Nahh.. surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho? memang kita yakin bahwa beliau mulia. kenapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat nabi dikenal orang… terus teman-teman di sekitarnya berkata, bahagialah engkau akan mendapat surga. Kemudian nabi dengar, siapa yang bilang begitu, nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan.”

Continue reading

Agar Lebaran Bisa Dilaksanakan Pada Saat Bersamaan di Muka Bumi

Bagaimana memastikan semua tampat di bumi bisa melaksanakan hari besar agama secara bersamaan dengan menggunkan kalender bulan. Mudah saja. Mari kita lihat gambar di bawah ini.

Konjugasi terjadi jam 22:08 yaitu hari Selasa tanggal 13 November (garis putih).

Dengan demikian wilayah yang akan segera memasuki fajar pada hari Rabu 14 November sudah bisa memulai hari keagamaan mereka (awal garis hijau sebelah kanan).

Sedangkan daerah yang berada di pie merah jambu telah berada pada belahan pagi jam 10.08 tanggal 14 November. Daerah ini tidak mungkin melaksanakan hari agama karena sudah melewati waktu fajar. Jadi daerah ini harus menunggu fajar tanggal 15 November.

Daerah yang berada pada irisan pie warna hijau, semua melaksanakan hari agama pada tanggal 14 November.

Image

Dengan menggunakan cara seperti ini, semua tempat dipermukaan bumi bisa merayakan hari agama mereka dalam waktu 24 jam.

Jadi ada dua syarat supaya semua terjadi dalam cakupan 24 jam yaitu:

  1. Mereferensi pada waktu konjugasi.
  2. Memulai hari ketika mulai fajar.

 

 

Ruuah

Kata ‘Ru’uyah sesungguhnya memiliki dua pengertian yaitu “melihat dengan mata” atau “melihat dengan pikiran”.

Mayoritas mengartikan kata tersebut secara literal yaitu “melihat dengan mata”. Argumen mereka adalah hadits tersebut menggunakan kata dasar Ro’aa yang artinya melihat dengan mata secara jasmaniah. Jika hal ini ditafsirkan “mengetahui”, maka redaksi hadits tidak perlu seperti itu. Cukup dengan menggunakan kata ‘alima. (Copy Paste dari Bachrul Ulum 🙂 ).

Saya tidak membahas argumen di atas secara panjang lebar, karena memang sudah banyak yang mengkajinya.Yang ingin saya ketengahkan adalah apa alasan mereka yang memilih arti sebagai “melihat dengan pikiran” atau dengan kata lain dengan “pengamatan”.

Untuk sampai kepada kesimpulan seperti itu, mereka menunjukkan beberapa fakta pergerakan bulan di dalam al-Qur’an.

1. Surat ke 36 yaitu Ya Sin ayat 39

Surat Yasin ini begitu populer dalam masyarakat Indonesia. Salah satu ayatnya yaitu ayat ke-39 berbunyi:

“And the moon – We have determined for it phases, until it returns [appearing] like the old date stalk.”

2. Surat Yunus ayat 5

It is He who made the sun a shining light and the moon a derived light and determined for it phases – that you may know the number of years and account [of time]. Allah has not created this except in truth. He details the signs for a people who know

3. Surat Ar-Raĥmān (55)  ayat 5

The sun and the moon [move] by precise calculation,

 

 

 

Kenapa Lebaran Jatuhnya Selalu Berbeda?

Kebanyakan umat Islam merasa kebingungan kenapa mereka melaksanakan ‘Id pada hari yang berbeda? 1 Syawal bisa mewakili 3 hari yang berbeda. Padahal umat beragama lain seperti Kristian kompak melaksanakan Natal pada tanggal dan hari yang sama. Untuk memahami akar permasalahan, berikut ini akan dijelaskan secara ringkas bersama dengan ilustrasi-ilustrasi untuk membantu pemahaman.  Continue reading

Masalah Dengan Kalender Ummul Qura

Sebenarnya hingga tahun 2004, kalender Ummul Qura bersesuaian dengan perhitungan Astronomi. Akan tetapi setelah tahun tersebut, mereka merubah metode perhitungan awal bulan dengan menggunakan Imkanul Rukyat. Akibat penggunaan kalendar tersebut, bulan-bulan yang seharusnya memiliki hari 29 bisa berubah menjadi 30. Begitu juga bulan yang memiliki hari 30 bisa berubah ke 29. Contohnya adalah bulan Ramadhan 1433H. Menurut kalender astronomi, bulan Ramadhan 1433 sepatutnya berjumlah 29, tapi menurut kalender Ummul Qura berubah menjadi 30 hari. Continue reading

Sejarah Kalender Bulan

Melihat Hilaal sebagai penandaan hari pertama dari sebuah bulan juga merupakan sebuah budaya di semenanjung Arab dan tempat-tempat lainnya sebelum kedatangan Islam. Orang-orang Yahudi menentukan kalender bulannya berdasarkan penglihatan Hilaal. Kalender bulan seperti apa yang digunakan oleh suku-suku Arab tersebut? Continue reading

Kapankah Hari Baru Terjadi?

Tidakkah anda pernah bertanya kenapa hari baru justru terjadi jam 12.01 AM, atau tengah malam lebih satu menit? Bukankah jam 12 malam lebih orang-orang masih tidur nyenyak?

Jawabannya adalah karena International Dateline. Perubahan hari harus terjadi di tempat yang tidak ada orang tinggal atau paling sedikit yang tinggal. Dalam hal ini yang dipilih adalah lautan Pacific. Pemilihan ini menyebabkan hari baru dimulai tengah malam lebih sedikit. Jadi jangan heran kalam jam 1am dipanggil jam 1 pagi. Padahal yang ada dalam pikiran kita, pagi itu ya sudah terang, bukannya masih gelap gulita. Continue reading