Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga beriman. Allah telah mengunci mata hati mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. Qur’an (2:6-7)
Apakah ayat tersebut mengindikasikan bahwa Allah memang dengan sengaja menciptakan orang-orang yang disesatkan dalam artian tidak diberi petunjuk? Pertanyaan ini sering diajukan oleh orang-orang non-Muslim.
Sebenarnya Ada dua jenis petunjuk (guidance):
- Untuk menunjukkan jalan (to show the way)
- Untuk membimbing seseorang (to lead the person along the way).
Petunjuk jenis pertama diberikan kepada semua orang, melalui rasul-rasul dan kitab-kitab Nya yang bertujuan memberitahukan cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan hidup di dunia maupun di hari akhirat kelak seperti yang dicantumkan dalam Qur’an (16:36).
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul bagi tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara ummat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya….”
Untuk petunjuk jenis kedua ada syarat yang melekat padanya yaitu petunjuk jenis kedua ini akan diperoleh apabila petunjuk jenis pertama dilakukan. Penolakan terhadap petunjuk jenis pertama akan melenyapkan kesempatan untuk mendapatkan petunjuk jenis kedua. Ditambah pula dengan penguncian mata hati (sealed hearts) .
Tetapi penguncian tersebut tidak dilakukan secara acak oleh Allah, akan tetapi merupakan konsekuensi dari pilihan-pilihan mereka, sebagai Allah berkata di dalam,
Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang yang tidak (mau) memahami.” Qur’an 30:59
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” Qur’an 2:26
Yusuf Ali dalam terjemahan Qur’an nya menulis “Ketika sikap menolak kebenaran (the truth) dilaksanakan, konsekuensi naturalnya (sesuai dengan hukum Allah) adalah hati dan pikiran menjadi lebih keras akibat aksi penolakan yang sengaja dilakukan. Tindakan mereka seperti sebuah amplop yang sudah direkatkan yang tidak bisa menerima surat apapun setelah dilem.”
Siapakah yang membuat hukum semacam ini yaitu yang melakukan kebaikan dan patuh pada petunjuk jenis pertama maka akan dibimbing ke petunjuk jenis kedua, sedangkan orang-orang yang sombong akan dikunci hatinya dan disesatkan? Tentu saja Allah. Menurut Bible Rm. 9:18, “Tuhan mengeraskan hati bagi siapapun yang dinginkan-Nya”
Apakah hukum yang digambarkan di atas, bagus dan adil? Ya! Allah menurunkan kebaikan dan sebaliknya, dan Allah menjamin manusia kebebasan memilih untuk diberi petunjuk atau disesatkan. Setiap orang bertanggung jawab atas konsekuensi dari setiap keputusan yang dibuatnya (Qur,an 4: 115):
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” Qur’an 4:115