Walaupun umat Islam di Indonesia adalah mayoritas, namun dari segi aqidah mereka cukup lemah. Mereka tidak imun terhadap serangan-serangan untuk menghancurkan aqidah mereka seperti tahyul-tahyul, khurafat-khurafat, serangan pemikiran ala Islam liberal, dll. Sangat menyedihkan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengajaran aqidah di sekolah-sekolah. Pelajaran agama lebih ditekankan kepada cara beribadat, halal dan haram, dsb. Aqidah yang menjadi fondasi seseorang malah diremehkan. Padahal kalau aqidah mereka rusak, semua amal ibadah yang dikerjakan tidak ada artinya sama sekali.
Tauhid Uluhiyah maksudnya hanya Allah saja yang berhak disembah dan diibadahi, dan tidak boleh disekutukan atau menggunakan perantara. Ini berarti tidak boleh beribadah kepada pohon, matahari, berhala, jin, dsb.
Contoh-Contoh Yang Melanggar Tauhid Uluhiyah
Ada orang Islam yang percaya bahwa Allah itu ada, tapi orang ini masih pergi ke kuburan untuk meminta tolong kepada orang mati. “Wahai emakku yang ada di dalam kubur, tolonglah anakmu agar lulus test di sekolah”. Kalau ditanya kenapa minta tolong orang mati? Maka jawabnya meminta tolong orang mati, terutama yang soleh, bisa mempercepat do’a mereka dikabulkan oleh Allah.
Dimana pelanggaran yang mereka lakukan? Mereka menjadikan orang mati sebagai perantara dalam hubungan mereka dengan Allah. Mereka berdo’a melalui orang mati. Padalah do’a adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Jadi kalau mau ber’doa, berdo’alah langsung kepada Allah.

Meminta tolong di kuburan
Umat Islam yang tinggal di pesisir Selatan Jawa tentu sudah kenal dengan legenda Nyi Roro Kidul. Sebagian dari mereka mengadakan upacara ibadah dengan cara mengapungkan sesajen atau apa saja ke laut. Mereka berkata Nyai Roro Kidul merupakan manifestasi dari nur (cahaya) Tuhan yang menjaga keseimbangan di laut selatan. Sesaji yang dilarung hanyalah sebagai ungkapan syukur kami atas berkah laut yang selama satu tahun kemarin telah diberikan kepada kaum nelayan.
Dari situ saja sudah dua tauhid yang dilanggar. Yang pertama melanggar tauhid Uluhiyah karena menggelar upacara sesajen yang notabene adalah sebuah prosesi ibadah. Sedangkan pelanggaran kedua adalah pelanngaran tauhid Rububiyah, karena yakin bahwa Nyi Roro Kidul bisa membawa kebaikan dan keburukan kepada umat manusia. Padahal dalam urusan ini hanya Allah sajalah yang mampu.

Melarungkan sesaji kepada Nyi Roro Kidul
Kesimpulannya ada kasus-kasus dimana pelanggaran terhadap tauhid Uluhiyah juga akan merusak tauhid Rububiyah.
Prev: Tauhid Rububiyah